Berikut Dampak Inflasi dan Cara Mengatasinya

 

smelildiali.com - Apa sih pengaruh inflasi bagi penduduk dan pemerintahan di dalam suatu negara? 

Sebenarnya, inflasi bisa berdampak baik dan buruk. Kalau inflasi yang berdampak baik/positif itu saat inflasi yang berjalan gampang dan tidak menimbulkan kekacauan perekonomian. Nah, jika inflasi berat, tentu saja akan berdampak negatif.

Bagi pihak khusus layaknya penyedia jasa properti atau aset berbentuk lainnya, inflasi kadang diinginkan sehingga harga aset mereka meningkat. Tentu itu akan mendatangkan keuntungan bagi mereka. Namun, dari segi pembeli akan mengalami kerugian, gara-gara mereka wajib mengeluarkan lebih banyak uang.

Tingkat inflasi yang tinggi tentu saja bisa membebani dan mengacaukan perekonomian, layaknya bagi para pemilik bisnis, pekerja, dan konsumen. 

Semua pihak wajib perhitungkan dengan baik pengaruh dari kenaikan harga barang/jasa secara lazim akibat ada inflasi, layaknya terhadap pembelian, penjualan, dan rencana mereka. 

Ketika para pebisnis udah jalankan rencana yang matang, namun ternyata di tengah jalan negara mengalami inflasi, tentu mereka akan rugi.

Oh iya, apalagi terhadap tingkat inflasi ringan, di mana banyak orang melihat tidak berjalan persoalan atau tetap di dalam langkah aman. 

Ternyata juga mendatangkan persoalan di dalam perekonomian lho. Seperti wajib menyesuaikan tingkat harga terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Selain itu, inflasi juga bisa pengaruhi sistem ekspor suatu negara lho, guys. Dengan ada inflasi, ongkos ekspor kebanyakan akan lebih mahal. 

Daya saing product ekspor menjadi mengalami penurunan dan itu bisa mengakibatkan devisa negara menurun/berkurang. Lebih jauh lagi, inflasi bisa pengaruhi kestabilan nilai mata uang suatu negara.

Nah, dari pengaruh ini elo bisa melihat ada ciri-ciri inflasi, selanjutnya ini udah gue bikin daftar ciri-ciri inflasi:

  • Adanya kenaikan harga
  • Uang yang beredar di penduduk melebihi kebutuhan
  • Biaya ekspor menjadi lebih mahal
  • Devisa negara menurun
  • Nilai mata uang negara mulai tidak stabil

Cara Mengatasi Masalah Inflasi

Masalah ini juga bisa diatasi lho, bisa dengan cara kebijakan fiskal atau kebijakan non-moneter dan non-fiskal.

Kebijakan Fiskal

Cara mengatasi inflasi yang pertama adalah dengan kebijakan fiskal. Kebijakan ini terkait dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah di suatu negara. 

Untuk mencegahnya, maka pemerintah wajib mengurangi anggaran pengeluaran, meningkatkan tarif pajak, dan jalankan pinjaman.

Kebijakan Non-moneter dan Non-fiskal

Selanjutnya tersedia kebijakan nonmoneter dan nonfiskal. Kebijakan ini bisa dijalankan untuk mengatasi inflasi, yaitu dijalankan oleh pemerintah.

Dengan cara meningkatkan hasil produksi, memutuskan harga maksimum, menstabilkan pendapatan masyarakat, mempermudah barang impor masuk, jalankan distribusi barang, dan jalankan pengawasan.

Kebijakan Moneter

Seperti namanya, kebijakan moneter adalah kebijakan yang berguna untuk menyesuaikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. 

Kebijakan ini dijalankan oleh bank sentral suatu negara (di Indonesia adalah Bank Indonesia atau BI) untuk menahan inflasi, mengurangi pengangguran, dan mempromosikan suku bunga jangka panjang yang moderat.

Kebijakan moneter yang bisa dijalankan untuk mengatasi inflasi yaitu:

Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Dengan OPT, bank sentral bisa menciptakan uang baru dengan belanja surat bernilai pemerintah, layaknya obligasi negara, dan menerbitkan uang baru. 

Bank sentral juga bisa mengontrak jumlah uang beredar dengan menjual sekuritas selanjutnya dari neracanya dan mengeluarkan uang yang diterima dari peredaran.

Politik Diskonto (Discount Policy)
Salah satu tujuan orang-orang menabung adalah sehingga memperoleh keuntungan dari bunga, ya gak?

Nah, seandainya elo menaruh uang di bank sebesar Rp50.000.000. Terjadi peningkatan bunga dari perumpamaan 1,2% ke 3,75%.

Otomatis sebagai nasabah, permintaan elo untuk menabung akan lebih tinggi, gara-gara bunga yang elo bisa akan makin lama banyak. 

Nah, ini juga akan dipikirkan oleh nasabah lain, dan akhirnya uang yang beredar di penduduk menyusut gara-gara kebanyakan udah disetor di bank. 

Politik Uang Ketat (Tight Money Policy)
Contoh paling simpel dari kebijakan moneter ketat adalah peningkatan suku bunga. 

Atau secara teori, Bank Sentral bisa coba dan mengurangi jumlah uang beredar. Misalnya, mencetak uang lebih sedikit, atau menjual obligasi pemerintah lama ke sektor perbankan

Politik Pembatasan Kredit (Plafon Credit Policy)
Ketika seseorang mengajukan pinjaman atau kredit, bermakna bank wajib mengeluarkan uang, dan bermakna jumlah peredaran uang di penduduk akan bertambah. 

Nah, dengan pembatasan kredit ini penerima kredit akan diseleksi lebih ketat sehingga inflasi bisa menurun. 

Politik Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
Untuk mengurangi inflasi Bank Sentral akan menaikan jumlah cadangan kas. 

Jika kas bertambah, maka kemampuan bank beri tambahan kredit (uang) kepada penduduk akan mengalami penurunan sehingga uang yang beredar di penduduk bisa ditekan dan inflasi bisa diminimalisir. 

Nah, setelah membaca penjelasan gue di atas, gue miliki pertanyaan nih, coba elo sebutkan pengaruh dan cara mengendalikan inflasi!

Jadi pengaruh khususnya inflasi tinggi tentu saja bisa membebani dan mengacaukan perekonomian, layaknya bagi para pemilik bisnis, pekerja, dan konsumen.

Inflasi mengakibatkan kenaikan harga yang mengakibatkan pengeluaran pembeli jadi tambah dan produsen wajib menyesuaikan tingkat harga terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Inflasi juga bisa pengaruhi sistem ekspor suatu negara dengan ada inflasi, ongkos ekspor kebanyakan akan lebih mahal. 

Daya saing product ekspor menjadi mengalami penurunan dan itu bisa mengakibatkan devisa negara menurun/berkurang. Inflasi juga bisa pengaruhi kestabilan nilai mata uang suatu negara.

Kemudian cara mengendalikannya bisa berasal dari tiga kebijakan, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan non-moneter dan non fiscal. 

Pada kebijakan fiskal caranya adalah pemerintah wajib mengurangi anggaran pengeluaran, meningkatkan tarif pajak, dan jalankan pinjaman

Pada kebijakan non-moneter dan non fiskal pemerintah wajib meningkatkan hasil produksi, memutuskan harga maksimum, menstabilkan pendapatan masyarakat, mempermudah barang impor masuk, jalankan distribusi barang, dan jalankan pengawasan.

Sedangkan terhadap kebijakan moneter, yang bergerak adalah Bank Sentral atau BI, tersedia lima cara yang bisa dijalankan yaitu: Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy), Politik Diskonto (Discount Policy), Politik Uang Ketat (Tight Money Policy), Politik Pembatasan Kredit (Plafon Credit Policy) dan Politik Cadangan Kas (Cash Ratio Policy).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah 5 Macam Motif Ekonomi Yang Wajib Kamu Ketahui

Sistem Ekonomi & Ciri-Ciri Sistem Ekonomi