Inilah Inflasi dan Hubungannya Dengan Harga
smelildiali.com- Istilah dalam ekonomi di mana harga barang secara lazim mengalami kenaikan disebut dengan inflasi.
Kalo elo menyaksikan buku cetak ekonomi di anggota inflasi, fenomena ini dijelaskan sebagai sistem kenaikan harga barang dan jasa secara lazim atau “kemerosotan nilai duwit (kertas)”.
Tapi penjelasan di buku cetak tersebut, kadang kurang mendalam dan masih meninggalkan tanda tanya bagi semuanya.
Pertanyaan paling simple yang sering keluar dalam kepala adalah: Kok sanggup sih kenaikan harga barang ini berlangsung serentak? Kok naiknya sanggup kompakan sih? Masa semua penjaja di semua penjuru negeri janjian naikin harga bareng-bareng?
Sebenernya gak layaknya itu, karena terhadap prinsipnya, suatu keadaan ekonomi di mana harga naik secara terus menerus disebut sebagai inflasi.
Dan inflasi ini adalah sebuah fenomena ekonomi yang berlangsung secara natural karena ada perubahan berasal dari beraneka komponen dalam perputaran roda ekonomi.
Fenomena ini, bukan hanya berlangsung terhadap ekonomi modern, namun sudah berlangsung sejak ribuan th. lalu dan bakal terus berlangsung selama sistem ekonomi berjalan.
Lalu, apa saja aspek penyebab harga barang barang mahal akibat inflasi dan ada kemerosotan nilai uang?
Sebetulnya secara makro penyebab inflasi terlalu rumit, namun secara sederhana, gue bakal cobalah menjelaskan 2 komponen utama yang sebabkan inflasi, yaitu:
Pergeseran tingkat permintaan-penawaran
Jumlah duwit beredar
Jadi, berasal dari penjelasan di atas sanggup diartikan bahwa penyebab harga barang-barang mahal akibat inflasi dan ada pergeseran kurva permohonan dan penawaran (demand plus supply) serta jumlah duwit yang beredar di masyarakat.
Kenapa pergeseran tingkat permintaan-penawaran pengaruhi tingkat Inflasi?
Oke, gue bakal cobalah menjelaskan fenomena bernama inflasi ini bakal dalam kasus sederhana:
Elo perhatiin nggak kalo tiap tahunnya mengapa terhadap kala menjelang hari raya harga keperluan pokok di pasar barang mengalami kenaikan? Biasanya menjelang Hari Raya Idul Adha harga kambing dan sapi jadi lebih mahal. Kenapa gitu?
Ya mengerti karena menjelang Idul Adha, permohonan daging kambing dan sapi banyak. Jadinya para pedagang naikin harga mumpung banyak orang yang berkenan beli. Namanya terhitung cari untung.
Ini adalah hukum ekonomi yang terlalu mendasar. Permintaan banyak, otomatis para pedagang naikin harga supaya beruntung lebih banyak. Namun sehari sesudah Hari Idul Adha, harga kambing dan sapi tentu langsung turun drastis! Kenapa? Ya tentu karena orang yang berkenan beli (permintaan) bakal daging kambing dan sapi terhitung turun drastis.
Inilah ilustrasi nyata berasal dari Hukum Permintaan-Penawaran yang pengaruhi naik-turunnya harga barang. Nah, berasal dari komitmen ekonomi (permintaan-penawaran) itulah, fenomena inflasi ini terjadi. Hanya saja skala-nya jauh lebih luas daripada fenomena naik-turunnya harga daging kurban menjelang Idul Adha atau harga kembang api menjelang th. baru.
Kenapa jumlah duwit beredar pengaruhi tingkat Inflasi?
Emangnya kenapa sih kalo jumlah duwit yang beredar di masyarakat jadi lebih banyak? Hubungannya apa sama terjadinya inflasi sih? Nih gue cobalah gambarin ilustrasi singkat ya:
Misalnya elo dan temen-temen sekelas dibagi jadi 2 kelompok, yakni kastemer dan penjual. Sekarang setengah berasal dari kalian adalah group kastemer dan setengahnya lagi adalah group penjual.
Terus yang jadi kastemer ini semuanya punya duwit sebesar Rp300.000/bulan dan yang jadi penjaja ini ada yang jualan makanan, minuman, dan pakaian. Setiap hari para kastemer tentu bakal membelanjakan uangnya, mereka bakal beli makanan, minuman dan baju berasal dari para penjual.
Nah, seumpama umumnya si kastemer membelanjakan uangnya sampe Rp10.000/hari, dalam 30 hari kan habis tuh ya tiap-tiap bulannya. Nah saat ini tau-tau ada guru yang berbaik hati, nambahin duwit ke si group kastemer sebesar Rp300.000 lagi, jadi kan saat ini si kastemer punya Rp600.000 ya? Apa yang bakal terjadi?
Kelompok kastemer bisa saja aja belanja lebih berasal dari Rp10.000/hari, karena saat ini mereka punya duwit lebih, bisa saja mereka bakal beli makanan, minuman dan baju lebih banyak berasal dari sebelumnya.
Emang sudah jadi tidak benar satu karakter basic manusia, bahwa makin besar pendapatannya, condong makin besar pula pengeluarannya.
Lalu apa jadinya kalo semua orang mendadak jadi belanja lebih? (baca: permohonan naik) Inget fenomena daging kambing & hari Raya Idul Adha tadi, otak usaha pedagang secara natural bakal meningkatkan harga!
Nah kalo fenomena ini berlangsung terus-terusan, maka terhadap selanjutnya terjadilah inflasi. Jadi kami sanggup menyimpulkan skenarionya kira-kira layaknya ini:
Kenaikan jumlah duwit beredar -> meningkatkan tingkat mengonsumsi -> meningkatkan tingkat permohonan kastemer -> mendorong penjaja meningkatkan harga -> terjadilah inflasi
Rantai sebab-akibat ini yang sebenernya sanggup dijelaskan oleh Teori Kuantitas Uang yang dikemukakan oleh Irving Fisher, yang diformulasikan terhadap persamaan berikut:
- M = jumlah uang beredar
- V = kecepatan perputaran uang (velocity)
- P = tingkat harga umum
- T = jumlah transaksi
Keliatan kan ya berasal dari persamaan selanjutnya bahwa kecuali M naik, dengan analisis V dan T sama karena jumlah populasi terhitung diakui tidak berubah, maka P bakal naik juga. Pandangan teori ini dikenal terhitung sebagai pandangan sebagai kaum monetaris.
Tapi sebelum saat kami melangkah lebih lanjut ke anggota jenis-jenis inflasi di dunia, gue punya keterangan penting nih bikin elo semua.
Elo tau gak sih kalo inflasi ekonomi adalah tidak benar satu materi yang sering keluar di mata pelajaran Ekonomi UTBK SBMPTN. Oleh karena itu, elo gak sanggup meremehkan materi yang satu ini lho.
Kalo elo bingung mesti jadi mempersiapkan UTBK berasal dari mana, materi mana aja yang mesti dipelajari. Jangan khawatir, karena siap membantu. Elo tinggal klik aja banner di bawah ini untuk menemukan daftar materi UTBK ya!
Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Oke, saat ini gue ingin elo sudah mengerti tentang 2 komponen basic yang pengaruhi inflasi.
Sekarang, yuk telusuri lebih teliti lagi tentang fenomena inflasi: Seorang ekonom bernama John M. Keynes punya pandangan bahwa penyebab berasal dari fenomena inflasi sanggup dibagi jadi 2 jenis, yakni Cost-push Inflation dan Demand-pull Inflation.
Cost-push Inflation
Elo tau nggak kalo bulan Februari 2022 harga BBM pertalite di Kepulauan Riau, harganya Rp8.000/liter! Loh kok mahal amat?
Di kawasan Indonesia Barat khususnya di Pulau Jawa, harganya dipukul rata yakni Rp7.650/liter.
Kenapa sanggup beda begitu? Karena sebelum saat th. 2016, pemerintah memang masih terlalu ada problem jalankan sistem distribusi BBM ke area Indonesia timur karena keterbatasan infrastruktur dan transportasi.
Akibatnya, pasokan BBM di sana jumlahnya jauh lebih sedikit daripada keperluan masyarakatnya. Orang yang perlu banyak, namun jumlah pasokan barang sedikit. Ujung-ujungnya apa?
Ya supaya terseleksi siapa yang layak kebagian barang, harganya meningkat setinggi langit! Secara teori di pelajaran ekonomi seringkali dijelaskan dengan D>S, berlebihan permohonan (excess demand), maka P bakal naik.
Komentar
Posting Komentar